Selasa, 11 Mei 2010

Tugas IBD bab 2

  1. A. Manusia

Di dalam dunia ini, manusia memegang peranan yang unik dan dapat dipandang dari banyak segi/ sudut pandang. Ada dua pandangan yang dapat kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia

- Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu jasad, hayat, ruh, dan pengertian diri.

- Manusia sebagai suatu kepribadian yang mengandung tiga unsur yaitu Id, Ego, dan Superego

B. Hakekat Manusia

- mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh

- mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.

- mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.

- mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan(Ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya

C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Sampai sekarang, ilmu psikologi di Negara-negara Barat itu terutama mengembangkan konsep-konsep-konsep dan teori –teori yang mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu . Sebaliknya, ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan social budayanya.

Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subjek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Francis L.K Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk social budaya itu mengandung 8 daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.

No. 7 dan 6 : daerah tak sadar dan sub sadar, berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang tekah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.

No. 5 : kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious), lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya.

No. 4 : kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious), lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu-individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.

No. 3 : lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bias dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar ole kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.

No. 2 : lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.

No. 1 : lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung langsung terhadap terhadap kehoidupan sehari-hari.

No. 0 : linkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak di luar masyarakat dan Negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Padahal konsep itu berasal dari orang Eropa Barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajahi dunia.

Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara populer, biasanya menyangka bahwa kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, piliran preologis, keramahtamahan, dan gotong royong. Sedangakan, kebudayaan Barat lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna (hubungan hanya berdasarkan prinsip guna), dan individualisme.


D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

2 orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Deternism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.

Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa Sansekerta berasal dari kata budhayah = budi/akal. Dalam bahasa Latin, kebudayaan berasal dari kata colere = mengolah tanah. Jadi, kebudayaan secara umum adalah “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.

Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material seperti nilai kehidupandan seni-seni tertentu.

- Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

- Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

- Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia.

Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan system nilai dan gagasan utam (vital), yang terwujud dalam 3 sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu system ideology, system social dan system teknologi. Sistem ideology meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hokum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk system social dan berupa interpretasi operasional dari system nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat. Sistem social meliputi hubungan dan kegiatan social di dalam masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.


E. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Melville J. Herkovits mengatakan bahwa ada 4 unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi , system ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan, Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsure-unsur itu terdiri system norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga-lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan. Lalu menurut C. Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu :

1. Sistem Religi ( system kepercayaan) : Produk manusia sebagai homo religious, maksudnya manusia tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Maha Besar.
2. Sistem Organisasi kemasyarakatan : Produk manusia sebagai homo socius.
3. Sistem Pengetahuan : Produk manusia sebagai homo sapiens, maksudnya pengetahuan itu dapat diperoleh dari pemikiran sendiri dan didapat juga dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi : produk manusia sebagai homo economicus, menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan : produk dari manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa : produk manusia sebagai homo longuens.
7. Kesenian : hasi dari manusia sebagai homo aesteticus.

Cultural universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau Cultural activity, kemudian dibagi lagi menjadi unsure-unsur yang lebih kecil lagi disebut trait-complex, dan akhirnya sebagai unsure kebudayaan terkecil yang membentuk trait, adalah items.

Pendapat umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam 2 bentuk wujudnya, yaitu kebudayaan bendaniah (material) dan kebudayaan rohaniah (spiritual).


F. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu :
Menurut dimensinya kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu

1) Kompleks gagasan,konsep,dan pikiran manusia

Wujud ini disebut sistem budaya,sifatnya abstrak,tidak dapat dilihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya .

2) Kompleks aktivitas

Berupa aktiitas manusia yang saling berinteraksi,bersifat konkrit dapat diamati atau diobservasi

3) Wujud sebagai benda

Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralataan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuan.

Ketiga wujud kebudayaan tadi,dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisa satu sama lain.Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya manusia.


G. ORIENTASI NILAI BUDAYA

Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
1) Hakekat hidup manusia (MH)

Haket hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstema.

2) Hakekat karya manusia (MK)

Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda.

3) Hakekat waktu manusia (WM)

Hakekat waktu setiap kebudayaan berbeda.

4) Hakekat alami manusia (MA)

Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.

5) Hakekat hubungan manusia (MN)

Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh)


H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaannya sendiri, missal perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarkat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera,kesenian,dan bahasa.

Beberapa masalah yang menyangkut proses akulturasi kebudayaan ,diantaranya :

1. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :

- Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.

- Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar.

- Unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakatnya.

2. Unsur-unsur Kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat, misalnya :

- Unsur yang menyangkut system kepercayaan seperti ideology,falsafah hidup,dll.

- Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.

3. Pada umumnya, generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsure-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.

4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Berbagai factor yang mempengaruhi diterima/tidaknya suatu unsure kebudayaan baru diantaranya :

1. Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
2. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsure kebudayaan yang baru tersebut.
3. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya ole warga masyarakat yang bersangkutan.


I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dengan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu :

1. Eksternalisasi : proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi : proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi : proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.

Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul, manusia/kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.