Sabtu, 05 Mei 2012

Resensi Novel












 


Judul Buku                : Laskar Pelangi
Penulis                      : Andrea Hirata
Penerbit                    : Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tahun Terbit              : 2005
Halaman                   : 534 Halaman

           


 Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Cerita yang ada didalam novel ini merupakan kisah nyata dari perjalanan seorang Penulis dalam mengejar mimpinya hingga ke Negara Perancis. Novel ini mampu membuat pembaca merasa seperti terhanyut dan terbawa ke dalam cerita didalamnya.

Andrea Hirata adalah Seseorang yang suka bermimpi dalam menjalankan hidupnya. Namun, mimpi itu akan dia usahakan untuk menjadi kenyataan. Didalam Novelnya Dia lebih menceritakan tentang masa lalunya di Belitong. Sehingga cerita yang ada didalam Novel ini benar – benar bersuasana sama seperti tempat asli terjadinya kejadian tersebut.

Gaya bahasa yang digunakan Andrea Hirata adalah gaya bahasa natural seperti layaknya orang ketika berbicara. Selain didalamnya menggunakan Bahasa Indonesia, penulis juga menggunakan Bahasa Melayu. Alur yang terdapat didalam Novel ini adalah Alur maju-mundur, namun lebih dominan menggunakan Alur Maju. Pengarang menggunakan sudut pandang orang Pertama, karena Penulis merupakan Toko Utama didalam cerita ini. Novel ini banyak mengandung amanat yang bermanfaat bagi para pembacanya. Andrea Hirata mengajarkan kita agar tidak terlebih dahulu Putus Asa, jika ingin meraih mimpi yang diinginkan.

Kisah dalam Laskar Pelangi ini diawali dari kehidupan seorang anak yang bernama Ikal yang memulai sekolah dengan harus menunggu sepuluh anak yang ingin bersekolah di sekolah Ikal. Dengan cemas Ikal, Sahara, Trapani, Kucai, Syahdan, Mahar, Lintang, Borek, A kiong, Bu Mus, Pak Harfan, dan para orang tua murid menunggu apakah ada satu orang lagi yang ingin bersekolah di SD Muhamaddiyah jika, tidak sampai sepuluh anak maka, mereka tidak akan bisa bersekolah. Karena, SD Muhamaddiyah akan tamat riwayatnya. Sekian lama mereka menunggu akhirnya Seorang pria jenaka berusia Lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya menyelamatkan kesembilan temannya juga Sekolah SD Muhamaddiyah. Ikal dan teman – temannya sangat senang, akhirnya mereka bisa bersekolah di SD Muhamaddiyah untuk meraih mimpi dan cita - citanya bersama teman – temannya yang luar biasa di Belitong.  Sebelas anak melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang, seorang kuli koprah cilik yang jenius dan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi demi mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari guru-gurunya, dan bahkan hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam pelajaran sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, kreatif dan sering diremehkan oleh sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus.

Kelemahan dalam Novel ini  yaitu penggunaan nama-nama ilmiah dalam cerita- ceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidak praktisan memahami istilah-istilah yg terdapat di dalam novel. Selain itu, imajinasi pembaca bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut. Alurnya tidak jelas. Tidak seperti Harry Potter atau Ayat-Ayat Cinta dengan alur yang enak diikuti, cerita-cerita dalam Laskar Pelangi ini alur waktunya dibolak-balik sehingga membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi.

Kelebihan pada novel ini adalah menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan. Kekuatan novel ini juga terletak pada sentilan humor tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama.

Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.