Judul Buku : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka,
Yogyakarta
Tahun
Terbit :
2005
Halaman : 534 Halaman
Laskar
Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang
Pustaka pada tahun 2005. Cerita yang ada didalam novel ini merupakan kisah
nyata dari perjalanan seorang Penulis dalam mengejar mimpinya hingga ke Negara
Perancis. Novel ini mampu membuat pembaca merasa seperti terhanyut dan terbawa
ke dalam cerita didalamnya.
Andrea Hirata
adalah Seseorang yang suka bermimpi dalam menjalankan hidupnya. Namun, mimpi
itu akan dia usahakan untuk menjadi kenyataan. Didalam Novelnya Dia lebih
menceritakan tentang masa lalunya di Belitong. Sehingga cerita yang ada didalam
Novel ini benar – benar bersuasana sama seperti tempat asli terjadinya kejadian
tersebut.
Gaya
bahasa yang digunakan Andrea Hirata adalah gaya bahasa natural seperti layaknya
orang ketika berbicara. Selain didalamnya menggunakan Bahasa Indonesia, penulis
juga menggunakan Bahasa Melayu. Alur yang terdapat didalam Novel ini adalah
Alur maju-mundur, namun lebih dominan menggunakan Alur Maju. Pengarang
menggunakan sudut pandang orang Pertama, karena Penulis merupakan Toko Utama
didalam cerita ini. Novel ini banyak mengandung amanat yang bermanfaat bagi
para pembacanya. Andrea Hirata mengajarkan kita agar tidak terlebih dahulu
Putus Asa, jika ingin meraih mimpi yang diinginkan.
Kisah
dalam Laskar Pelangi ini diawali dari kehidupan seorang anak yang bernama Ikal
yang memulai sekolah dengan harus menunggu sepuluh anak yang ingin bersekolah
di sekolah Ikal. Dengan cemas Ikal, Sahara, Trapani, Kucai, Syahdan, Mahar,
Lintang, Borek, A kiong, Bu Mus, Pak Harfan, dan para orang tua murid menunggu
apakah ada satu orang lagi yang ingin bersekolah di SD Muhamaddiyah jika, tidak
sampai sepuluh anak maka, mereka tidak akan bisa bersekolah. Karena, SD
Muhamaddiyah akan tamat riwayatnya. Sekian lama mereka menunggu akhirnya
Seorang pria jenaka berusia Lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya
menyelamatkan kesembilan temannya juga Sekolah SD Muhamaddiyah. Ikal dan teman
– temannya sangat senang, akhirnya mereka bisa bersekolah di SD Muhamaddiyah
untuk meraih mimpi dan cita - citanya bersama teman – temannya yang luar biasa
di Belitong. Sebelas anak melayu
Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak menyerah walau keadaan tak
bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang, seorang kuli koprah cilik yang
jenius dan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi demi mendapatkan
ilmu yang bermanfaat dari guru-gurunya, dan bahkan hanya untuk menyanyikan lagu
padamu negeri di akhir jam pelajaran sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh
tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, kreatif dan
sering diremehkan oleh sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat
sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus.
Kelemahan
dalam Novel ini yaitu penggunaan
nama-nama ilmiah dalam cerita- ceritanya. Hal ini membuat pembaca
kurang nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di bagian
belakang novel. Hal ini menambah ketidak
praktisan memahami istilah-istilah yg terdapat di dalam novel. Selain itu,
imajinasi pembaca
bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah
tersebut.
Alurnya tidak jelas. Tidak seperti Harry
Potter atau Ayat-Ayat Cinta dengan alur
yang enak diikuti, cerita-cerita dalam Laskar Pelangi ini alur waktunya dibolak-balik sehingga membingungkan
pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun berapakah
tiap-tiap peristiwa itu terjadi.
Kelebihan
pada novel ini adalah menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan
yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam.
Serta kisahnya yang mengharukan. Kekuatan novel ini juga terletak pada
sentilan humor tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya
moral agama.
Dari
novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa
pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai
hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah
bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin
asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak menjamin
kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak
yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya
dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada
yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari
campur tangan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar