Kamis, 18 Februari 2010

Bahaya Modernisasi terhadap kebudayaan lokal

Bahaya Modernisasi terhadap Kebudayaan Lokal

Indonesia adalah negara majemuk yang paling besar di dunia. Negara kita memiliki lebih 17.000 pulau dari Sabang sampai Marauke yang memliki budaya yang berbeda-beda.

Perjuangan kemerdekaan juga pertama kali dilakukan dengan sendiri-sendiri untuk mempertahankan kearifan lokal dan menolak sistem tanam paksa yang dilakukan oleh kolonialisme Belanda. Para penjajah ternyata memberikan pengaruh juga terhadap budaya Indonesia.

Perkembangan Indonesia mulai dari zaman kemerdekaan sampai saat ini ternyata belum bisa lepas dari pengaruh asing yang sangat mendominasi khususnya pengaruh budaya Barat. Pada masyarakat kota khususnya sudah mulai mengadopsi kehidupan Barat yang sangat bersifat pragmatis dan kapitalis. Dasar dari pemikiran ini adalah materi, dimana semua ditinjau berdasarkan pertukaran uang dan bagaimana cara yang gampang untuk mendapatkan uang.

Hal ini membuat ruang hidup manusia menjadi terkotak-kotak dan terjadi robotisasi pada manusia. Ruang hidup masyarakat kota tidak akan luas lagi karena waktunya banyak habis dikantor tempat dia bekerja dan tidak banyak lagi waktu untuk kumpul-kumpul bersama keluarganya. Biasanya dalam acara kumpul keluarga ini sering dimanfaatkan untuk saling berbagi pengalaman satu sama lain dan untuk mengontrol anggota keluarganya.

Masyarakat kota juga sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk beristirahat, dan bangun pagi untuk bekerja lagi. Kegiatan inilah yang berulang-ulang pada masyarakat. Teknologi yang modern juga membuat manusia seolah-olah mampu untuk hidup sendiri dan tidak membutuhkan manusia lagi. Kekosongan acara kumpul-kumpul telah digantikan dengan menonton tv atau yang lagi sangat semarak adalah bermain di dunia maya terutama face book.

Manusia sibuk dengan aktivitasnya sendiri tanpa disadari budaya kita yang suka beramah-tamah dengan orang lain sudah mulai musnah dari diri kita. Budaya gotong royong juga sudah mulai pudar, yang disebabkan masyarakat Indonesia sudah individualistik, yaitu setiap orang tidak lagi memikirkan orang yang ada disekitarnya, tetapi hanya memikirkan dirinya sendiri. Padahal zaman dulu bila ada orang yang kesusahan maka masyarakat akan bersama-sama menyelesaikannya sehingga beban dari masalah tersebut terasa ringan.

Di kalangan pemuda budaya konser ala Barat juga sudah merebak hampir diseluruh wilayah Tanah Air. Lagu-lagu cinta yang bernuansakan Barat lebih mendominasi dibandingkan lagu-lagu daerah. Lagu-lagu band modern ini juga tidak hanya di dominasi oleh band Indonesia, tetapi lagu dari luar negri seperti Amerika dan Inggris ikut mengalahkan lagu daerah. Para kaum muda biasanya lebih tertarik dengan acara-acara yang benuansakan bangsa Eropa dibandingkan dengan acara yang lebih bersifat kedaerahan yang tentunya pasti lebih berguna

Model baju yang digunakan oleh artis Barat ataupun band Barat ini tidak jarang ditiru oleh artis lokal dan anak-anak muda sekarang. Kata ketinggalan zaman membuat anak muda takut dan enggan untuk melestarikan budayanya sendiri. Salah pengertian anak-anak remaja tentang anggapan bahwa budaya Baratlah yang harus digunakan karena modern dan sesuai dengan perkembangan zaman sedangkan budaya yang bersifat tradisional sudah ketinggalan zaman membuat budaya tradisional kurang mendapat perhatian dikalangan pemuda.

Ada dua hal yang harus dibenahi dalam menumbuh kembangkan kebudayaan Indonesia. Pertama adalah Ketidakpedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya karena kesibukan-kesibukannya dikantor membuat anak berkembang sesuai dengan kehendaknya walau itu tidak sesuai dengan kebiasaan dan norma masyarakat Indonesia itu sendiri.

Orangtua harus mengontrol anak terutama anak yang sedang tumbuh dewasa karena pertemuan yang intens terletak pada anak dan orangtua. Anak harus di didik sesuai tata kehidupan yang berlaku dan norma yang ada di masyarakat sehingga menjadi manusia yang berkepribadian dalam budaya. Yang kedua adalah kita tidak mungkin menolak budaya Barat yang sudah melekat berabad-abad sejak zaman kolonialisme.

Tetapi kita harus mengambil sikap untuk mempertahankan, mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri yang dimulai dari sejak dini agar budaya kita tidak musnah ditelan arus zaman yang terus bergerak dinamis. Dalam hal ini pemerintah terkhususnya pemerintah daerah yang berperan aktif dalam menyaring budaya asing yang masuk kesatu daerah, apakah budaya tersebut sesuai dengan norma yang ada atau tidak.

Pemerintah harus mampu memadukan kebudayaan daerah dengan kebudayaan asing sehingga terjadi perpaduan budaya yang harmonis dan tidak mengganggu kebudayaan daerah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah penguasaan media karena media sangat mempengaruhi pola pikir perkembangan anak terkhusus pada konteks ini adalah anak yang sedang tumbuh dewasa. Pemerintah juga harus mampu merangsang anak-anak remaja untuk tertarik dengan budayanya, misalnya dengan mengadakan pentas seni budaya dan bisa melalui pendidikan dengan penambahan mata pelajaran muatan lokal yang membahas tentang budaya-budaya Indonesia. Mari kita lestarikan budaya kita sekarang sebelum terlambat.



1 komentar: